A. Sejarah Perjalanan Hidup Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir
yang di utus ke muka bumi ini. Setelah nabi Muhammad SAW tidak ada nabi
lagi setelahnya. Nabi Muhammad SAW adalah panutan atau teladan bagi umat Islam.
Tanpa jasa dan usahanya mungkin sampai saat ini kita tidak akan pernah memeluk
agama Islam. Berikut ini kisah yang harus kita ketahui:
1. Masa Kelahiran Nabi Muhammad SAW dan
Kebiasaan Masyarakat Jahiliyah
Pada masa
kelahiran Nabi Muhammad SAW terdapat kejadian yang luar biasa yaitu ada
serombongan pasukan Gajah yang dipimpin Raja Abrahah (Gubernur kerajaan Habsyi
di Yaman) hendak menghancurkan Kakbah karena negeri Makkah semakin ramai dan
bangsa Quraisy semakin terhormat dan setiap tahunnya selalu padat umat manusia
untuk haji. Ini membuat Abrahah iri dan Abrahah berusaha membelokkan umat
manusia agar tidak lagi ke Makkah. Abrahah mendirikan gereja besar di Shan’a
yang bernama Al-Qulles. Namun tak seorang pun mau datang ke gereja Al Qulles
itu. Abrahah marah besar dan akhirnya mengerahkan tentara bergajah untuk
menyerang Kakbah. Didekat Makkah pasukan bergajah merampas harta benda penduduk
termasuk 100 ekor Unta Abdul Muthalib.
Dengan tak disangka Abdul Munthalib kedatangan utusan
Abrahah supaya menghadap ke Abrahah. Yang pada akhirnya Abdul Munthalib meminta
Untanya untuk dikembalikan dan bersedia mengungsi bersama penduduk dan Abdul
Munthalib berdo’a kepada Allah supaya Kakbah diselamatkan.
Keadaan kota Makkah sepi tentara Abrahah dengan leluasa
masuk Makkah dan siap untuk menghancurkan Kakbah. Allah SWT mengutus burung
Ababil untuk membawa kerikil Sijjil dengan paruhnya. Kerikil itu dijatuhkan
tepat mengenai kepala masing-masing pasukan bergajah tersebut hingga tembus ke
badan sampai mati. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Fiil ayat
1-5. (QS 105 :1-5). Pasukan bergajah hancur lebur mendapat adzab dari Allah
SWT.
Pada masa itu lahir bayi yang diberi nama Muhammad dari
kandungan ibu Aminah dan yang ber-ayahkan Abdullah. Muhammad lahir sudah yatim
karena saat nabi Muhammad SAW masih dalam kandungan ayahnya sudah meninggal
dunia. Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah dan
bertepatan tanggal 22 April 571 M.
2. Kebiasaan Masyarakat Jahiliyah
Pada zaman kelahiran nabi Muhammad SAW masyarakat
Makkah mempunyai kebiasaan jahiliyah yaitu kebiasaan menyembah patung atau
berhala. Jahiliyah artinya zaman kebodohan. Yang disembah bukan Allah tetapi
patung atau berhala dan kebiasaannya sangat buruk yaitu mabuk, berjudi, maksiat
dan merendahkan derajat wanita. Mereka hidup berpindah-pindah dan terpecah
dalam suku-suku yang disebut kabilah. Hidup serba bebas tidak ada aturan dalam
bermasyarakat. Sehingga kehidupan sangat kacau balau.
Nah, di saat kekacaubalauan masyarakat Makkah itu lahir
Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmat bagi seluruh alam.
3. Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW hingga Masa Kerasulannya
Kebiasaan di kalangan pemuka pada saat itu apabila mempunyai
bayi, maka bayi yang baru lahir itu dititipkan kepada kaum ibu pedesaan. Dengan
tujuan agar dapat menghirup udara segar dan bersih serta untuk menjaga kondisi
tubuh ibunya agar tetap sehat.
Menurut riwayat, setelah Muhammad dilahirkan disusui oleh
ibunya hanya beberapa hari saja, Tsuaibah menyusui 3 hari setelah itu oleh
Abdul Munthalib disusukan kepada Halimah Sa’diyah istri Haris dari kabilah Banu
Saad.
Semenjak kecil Muhammad memiliki keistimewaan yaitu badannya cepat
besar, umur 5 bulan sudah dapat berjalan dan umur 9 th sudah lancar berbicara
serta umur 2 th sudah menggembalakan kambing dan wajahnya memancarkan cahaya.
Muhammad diasuh Halimah selama 6 th. Pada usia 4 th Muhammad
didekati oleh malaikat Jibril dan menelentangkannya lalu membelah dada dan
mengeluarkan hati serta segumpal darah dari dada nabi Muhammad SAW lalu Jibril
mencucinya kemudian menata kembali ke tempatnya dan Muhammad tetap dalam
keadaan bugar.
Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu, Halimah khawatir
dan mengembalikan Muhammad ke ibundanya. Pada usia 6 th nabi diajak Ibunya
untuk berziarah ke makam ayahnya di Yatsrib dengan perlalanan 500 km. Dalam
perjalanan pulang ke Makkah Aminah sakit dan akhirnya meninggal di Abwa yang
terletak antara Makkah dan Madinah.
Nabi Muhammad lantas ditemani Ummu Aiman ke Makkah dan
diantarkan ke tempat kakeknya yaitu Abdul Munthalib. Sejak itu Nabi menjadi
yatim piyatu tidak punya ayah dan ibu. Abdul Munthalib sangat menyayangi
cucunya ini (Muhammad) dan pada usia 8 th 2 bl 10 hari Abdul Munthalib wafat.
Kemudian Nabi diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.
Abu Thalib mengasuh menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 th.
Pada usia 12 th nabi diajak Abu Thalib berdagang ke Syam. Di tengah perjalanan bertemu
dengan pendeta Bahira. Untuk keselamatan nabi Bahira meminta abu Thalib kembali
ke Makkah.
Ketika Nabi berusia 15 th meletus perang Fijar antara kabilah
Quraisy bersama Kinanah dengan Qais Ailan. Nabi ikut bergabung dalam perang ini
dengan mengumpulkan anak-anak panah buat paman-paman beliau untuk dilemparkan
kembali ke musuh.
Pada masa remajanya Nabi Muhammad biasa menggembala Kambing
dan pada usia 25 th menjalankan barang dagangan milik Khadijah ke Syam. Nabi
Muhammad SAW dipercaya untuk berdagang dan ditemani oleh Maisyarah. Dalam
berdagang nabi SAW jujur dan amanah serta keuntungannya melimpah ruah.
Peristiwa tentang cara dagangnya nabi SAW itu diceritakan
Maisyarah ke Khadijah. Lantas Khadijah tertarik dan mengutus Nufaisah Binti
Mun-ya untuk menemui Nabi agar mau menikah dengan Khadijah. Setelah itu Nabi
memusyawarahkan kepada pamannya dan disetujuinya akhirnya Khadijah menikah
dengan Nabi Muhammad SAW dengan mas kawin 20 ekor Onta Muda.
Usia Khadijah waktu itu 40 th dan Nabi Muhammad SAW 25 th.
Dalam perkawinannya Nabi dianugerahi 6 putra-putri yaitu Qasim, Abdullah,
Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum dan Fatimah. Semua anak laki-laki nabi wafat waktu
masih kecil dan anak perempuannya yang masih hidup sampai nabi wafat adalah
Fatimah.
Masa Kerasulan Nabi
Muhammad SAW
Pada usia 35 th lima tahun sebelum kenabian ada suatu
peristiwa yaitu Makkah dilanda banjir besar hingga meluap ke baitul Haram yang
dapat meruntuhkan Kakbah. Dengan peristiwa itu orang-orang Quraisy sepakat
untuk memperbaiki Kakbah dan yang menjadi arsitek adalah orang Romawi yang
bernama Baqum.
Ketika pembangunan sudah sampai di bagian Hajar Aswad mereka
saling berselisih tentang siapa yang meletakkan hajar Aswad ditempat semula dan
perselisihan ini sampai 5 hari tanpa ada keputusan dan bahkan hampir terjadi
peretumpahan darah. Akhirnya Abu Umayah menawarkan jalan keluar siapa yang
pertama kali masuk lewat pintu Masjid itulah orang yang memimpin peletakan
Hajar Aswad. Semua pada sepakat dengan cara ini. Allah SWT menghendaki ternyata
yang pertama kali masuk pintu masjid adalah Rasulullah SAW dan yang berhak
adalah Rasulullah.
Orang-orang Quraisy berkumpul untuk meletakkan Hajar Aswad .
Rasulullah meminta sehelai selendang dan pemuka-pemuka kabilah supaya memegang
ujung-ujung selendang lalu mengangkatnya bersama-sama. Setelah mendekati
tempatnya Nabi mengambil Hajar Aswad dan meletakkannya ke tempat semula
akhirnya legalah semua. Mereka pada berbisik dan menjuluki “Al-Amin” yang
artinya dapat dipercaya.
Nabi Muhammad SAW mempunyai kelebihan dibanding dengan manusia
biasa, beliau sebagai orang yang unggul, pandai, terpelihara dari hal-hal yang
buruk, perkataannya lembut, akhlaknya utama, sifatnya mulia, jujur terjaga
jiwanya, terpuji kebaikannya, paling baik amalnya, tepat janji, paling bisa
dipercaya sehingga mendapat julukan Al-Amin dan beliau juga membawa bebannya
sendiri, memberi kepada orang miskin, menjamu tamu dan menolong siapapun yang
hendak menegakkan kebenaran.
Pada saat Nabi Muhammad SAW hampir berusia 40 th kesukaannya
mengasingkan diri dengan berbekal Roti dan pergi ke Gua Hira di Jabal Nur.
Rasulullah di Gua Hira beribadah dan memikirkan keagungan alam. Pada usia genap
40 th Nabi dianggkat menjadi Rasul. Beliau menerima wahyu yang pertama di gua
Hira dengan perantaraan Malaikat jibril yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5.
Ketika Nabi berada di gua Hira datang malaikat Jibril dan
memeluk Nabi sambil berkata “Bacalah”. Jawab Nabi “Aku tidak dapat membaca”
Lantas Malaikat memegangi dan merangkul Nabi hingga sesak kemudian melepaskannya
dan berkata lagi “Bacalah”. Jawab Nabi”Aku tidak bisa membaca”. Lantas Malaikat
memegangi dan merangkulnya lagi sampai ketiga kalinya sampai Nabi merasa sesak
kemudian melepasknnya. Lalu Nabi bersedia mengikutinya (Surat Al-Alaq ayat
1-5). QS 96 : 1-5).
Rasulullah mengulang bacaan ini dengan hati yang bergetar lalu
pulang dan menemui Khadijah (isterinya) untuk minta diselimutinya. Beliau
diselimuti hingga tidak lagi menggigil tapi khawatir akan keadaan dirinya.
Khadijah menemui Waraqah bin Naufal dan menceritakan kejadian
yang dialami oleh Nabi. Waraqah menanggapi “Maha suci, Maha suci, Dia
benar-benar nabi umat ini, katakanlah kepadanya, agar dia berteguh hati.
4. Rasulullah Berdakwah
Rasulullah SAW di kala mengasingkan diri di Gua Hira dengan
perasaan cemas dan khawatir tiba-tiba terdengan suara dari langit, beliau
menengadah tampak malaikat jibril. Beliau menggigil, ketakutan dan pulang minta
kepada isterinya untuk menyelimutinya. Dalam keadaan berselimut itu datang
Jibril menyampaikan wahyu yang ke dua yaitu surat Al Muddatsir (QS 74 ayat
1-7).
Dengan turunnya wahyu ini Rasulullah SAW mendapat tugas untuk
menyiarkan agama Islam dan mengajak umat manusia menyembah Allah SWT.
1). Menyiarkan Agama Islam Secara Sembunyi-Sembunyi
Setelah Rasulullah SAW menerima wahyu kedua mulailah beliau
dakwah secara sembunyi-sembunyi dengan mengajak keluarganya dan sahabat-sahabat
beliau seorang demi seorang masuk Islam.
Orang-orang yang
pertama-tama masuk Islam adalah:
a). Siti Khadijah (Istri Nabi SAW)
b). Ali Bin Abi Thalib (Paman Nabi SAW)
c). Zaid Bin Haritsah (Anak angkat Nabi SAW)
d). Abu Bakar Ash-Shidiq (Sahabat Dekat Nabi SAW)
Orang-orang yang masuk
Islam dengan perantaraan Abu Bakar Ash-Shidiq yaitu:
a). Utsman Bin Affan
b). Zubair Bin Awwam
c). Saad Bin Abi Waqqash
d). Abdurahman Bin Auf
e). Thalhah Bin “Ubaidillah
f). Abu Ubaidillah Bin Jarrah
g). Arqam Bin Abil Arqam
h). Fatimah Binti Khathab
Mereka itu diberi gelar “As-Saabiqunal Awwaluun” Artinya
orang-orang yang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam dan mendapat
pelajaran tentang Islam langsung dari Rasulullah SAW di rumah Arqam Bin Abil
Arqam.
2). Menyiarkan Agama
Islam Secara Terang-Terangan
Tiga tahun lamanya Rasulullah SAW dakwah
secara sembunyi sembunyi dari satu rumah ke rumah lainnya. Kemudian turun surat
Al Hijr: 94 (QS 15 ayat 94). Artinya”Maka sampaikanlah secara terang-terangan
segala apa yang telah diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang
musyrik (QS Al Hijr : 15). Dengan turunnya ayat ini Rasulullah SAW menyiarkan
dakwah secara terang-terangan dan meninggalkan cara sembunyi-sembunyi. Agama
Islam menjadi perhatian dan pembicaraan yang ramai dikalangan masyarakat
Makkah. Islam semakin meluas dan pengikutnya semakin bertambah.
5. Bagaimana tanggapan orang-orang Quraisy?
Orang-orang quraisy marah dan melarang
penyiaran islam bahkan nyawa Rasul terancam. Nabi beserta sahabatnya semakin
kuat dan tangguh tantangan dan hambatan dihadapi dengan tabah serta sabar
walaupun ejekan, cacian, olok-olokan dan tertawaan, menjelek-jelekkan, melawan
al-Qur’an dan memberikan tawaran bergantian dalam penyembahan.
Dakwah secara terangan ini walaupun banyak tantangan banyak
yang masuk Agama Islam dan untuk penyiaran Islam Nabi SAW ke Habasyah
(Etiopia),Thaif, dan Yatsrib (Madinah). Sehingga Islam meluas dan banyak
pengikutnya.
Pada masa kerasulan Nabi Muhammad SAW th ke 10 pada saat “Amul
Khuzni”artinya tahun duka cita yaitu Abu Thalib (pamannya wafat) dan siti
Khadijah (istri nabi juga wafat) serta umat Islam pada sengsara. Ditengah
kesedihan ini Nabi Muhammad dijemput oleh Malaikat Jibril untuk Isra’ Mi’raj
yaitu sebuah perjalanan dari masjidil Aqsha ke Masjidil Haram dan dari Masjidil
Haram menuju ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT untuk menerima
perintah shalat lima waktu.
6. Rasulullah SAW sebagai Uswatun Hasanah
Uswatun Hasanah artinya teladan yang baik.
Panutan dan teladan umat Islam adalah Nabi Muhammad SAW. seorang laki-laki
pilihan Allah SWT yang diutus untuk menyampaikan ajaran yang benar yaitu Agama
Islam. Oleh sebab itu, kita sebagai muslim harus meniru dan mencontoh
kepribadian beliau. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS Al Ahzab ayat 21 yang
berbunyi:
Artinya”Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri
teladan yang baik bagimu bagi orang yang mengharap rahmat Allah SWT dan hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS Al Ahzab:21).
Untuk dapat meneladani Rasulullah SAW harus banyak belajar
dari Al-Qur’an dan Al Hadits. Sebagai salah satu contoh saja yaitu tentang
kejujuran dan amanah atau dapat dipercayanya nabi Muhammad SAW.
7. Sifat Rasulullah SAW
Rasulullah SAW mempunyai sifat yang baik
yaitu:
1). Siddiq
Siddiq artinya jujur dan sangat tidak mungkin
Rasulullah bersifat bohong (kidzib) Rasulullah sangat jujur baik dalam
pekerjaan maupun perkataannya. Apa yang dikatakan dan disampaikan serta yang
diperbuat adalah benar dan tidak bohong. Karena akhlak Rasulullah adalah
cerminan dari perintah Allah SWT.
2). Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Sangat tidak
mungkin Rasulullah bersifat Khianat atau tidak dapat dipercaya. Rasulullah
tidak berbuat yang melanggar aturan Allah SWT. Rasulullah taat kepada Allah
SWT. Dan dalam membawakan risalah sesuai dengan petunjuk Allah SWT tidak
mengadakan penghianatan terhadap Allah SWT maupun kepada umatnya.
3). Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Rasulullah
sangat tidak mungkin untuk menyembunyikan (kitman). Setiap wahyu dari Allah
disampaikan kepada umatnya tidak ada yang ditutup- tutupi atau disembunyikan
walaupun yang disampaikan itu pahit dan bertentangan dengan tradisi orang
kafir. Rasulullah menyampaikan risalah secara sempurna sesuai dengan perintah
Allah SWT.
4). Fathonah
Fathonah artinya cerdas. Sangat tidak mungkin
Rasul bersifat baladah atau bodoh. Para Rasul semuanya cerdas sehingga dapat
menyampaikan wahyu yang telah diterima dari Allah SWT. Rasul adalah manusia
pilihan Allah SWT maka sangat tidak mungkin Rasul itu bodoh. Apabila bodoh
bagaimana bisa menyampaikan wahyu Allah.
8. Haji Wada’ Rasulullah SAW
Pada tahun 10 H, nabi Muhammad SAW
melaksanakan haji yang terakhir yautu haji wada’. Sekitar 100 ribu jamaah yang
turut serta dalam ibadah haji bersama beliau. Pada saat wukuf di arafah Nabi
SAW menyampaikan khutbahnya dihadapan umatnya yaitu yang berisi pelarangan
melaksanakan penumpahan darah kecuali dengan cara yang benar, melarang
mengambil harta orang lain dengan cara yang tidak benar, melarang makan makanan
yang riba dan menganiaya, hamba sahaya harus diperlakukan dengan baik, dan
umatnya supaya berpegang teguh dengan Al Qur’an dan sunah Nabi SAW.
Dalam surat Al Maidah ayat 3 telah diungkapkan bahwa: Artinya:
“ Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan sungguh telah Aku
cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (Q.S.
Al Maidah (5) : 3).
Ayat ini menjelaskan bahwa dakwah nabi Muhammad SAW telah
sempurna. Nabi Muhammad SAW dakwah selama 23 tahun. Pada suatu hari beliau
merasa kurang enak badan, badan beliau semakin tambah melemah, beliau menunjuk
Abu Bakar sebagai imam pengganti beliau dalam shalat. Pada tanggal 12 Rabiul
Awwal tahun 11 Hijriyah beliu wafat dalam usia 63 tahun.
B. Nabi Muhammad SAW Rahmatan Lil ‘Alamin
Nabi Muhammad SAW adalah nabi akhiruzzaman
yaitu nabi yang terakhir di dunia ini. Maka setelah nabi Muhammad Saw tidak ada
nabi lagi di dunia ini. Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan
lil ‘Alamin yaitu untuk semua manusia dan bangsa. Nabi Muhammad Saw diutus
untuk memberikan bimbingan kepada manusia agar menjalani hidup yang benar
sehingga dapat memperoleh kebahagiaan di dunia maupun di akherat.
Misi Nabi Muhammad SAW
Misi yang dibawa nabi Muhammad SAW adalah cerminan atau
panutan bagi seluruh umat manusia yaitu sebagai berikut:
a. Menyiarkan agama Islam
Islam disiarkan atau didakwahkan Rasulullah SAW
secara sempurna terhadap umat manusia yaitu selama 23 tahun.
b. Menyampaikan
wahyu Allah SWT
Wahyu Allah SWT yaitu berupa Al Qur’an. Al
Qur’an ini di dakwahkan kepada umat manusia dan bangsa sebagai pedoman hidup.
c. Menyampaikan
kabar gembira dan peringatan kepada umat manusia
d. Menyempurnakan
akhlak yaitu akhlak Qurani
Misi nabi Muhammad SAW tidak hanya dikalangan
kaum tertentu saja akan tetapi Rasulullah SAW diutus untuk seluruh kaum dan
bangsa dan ajarannya berlaku untuk seluruh umat manusia sepanjang masa.
C. Akhir
Masa Kerasulan
Pembentukan
Negara Madinah
Setelah tiba dan
diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi Muhammad SAW resmi sebagai pemimpin
penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda dengan
periode Mekah, pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran
Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi
Muhammad SAW mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga
sebagai kepala negara. Dengan kata lain, dalam diri nabi terkumpul dua
kekuasaan, kekuasaam spiritual dan kekuasaan duniawi. Kedudukannya sebagai
rasul secara otomatis merupakan kepala negara.
Dengan
terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan Islam
yang pesat itu membuat orang-orang Mekah dan musuh-musuh Islam lainnya menjadi
risau. Kerisauan ini akan mendorong orang-orang Quraisy berbuat apa saja. Untuk
menghadapi kemungkinan-kemungkinan gangguan dari musuh, nabi, sebagi kepala
pemerintahan, mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat Islam
diijinkan berperang dangan dua alasan: (1) untuk mempertahankan diri dan
melindungi hak miliknya, dan (2) menjaga keselamatan dalam penyebaran
kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang yang menghalang-halanginya.
Dalam sejarah
Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai upaya kaum muslimin
mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi sendiri, di awal pemerintahannya,
mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota sebagai aksi siaga melatih kemampuan
calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan
negara yang baru dibentuk. Perjanjian damai dengan berbagai kabilah di sekitar
Madinah juga diadakan dengan maksud memperkuat kedudukan Madinah.
Pada tahun 9 dan
10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab mengutus delegasinya
kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan ketundukan mereka. Masuknya orang Mekah ke
dalam agama Islam rupanya mempunyai pengaruh yang amat besar pada penduduk
padang pasir yang liar itu. Tahun itu disebut dengan tahun perutusan. Persatuan
bangsa Arab telah terwujud; peperangan antara suku yang berlangsung sebelumnya
telah berubah menjadi persaudaraan seagama.
Setelah itu,
Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Madinah. Beliau mengatur organisasi
masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam. Petugas keagamaan dan para dai’
dikirim ke berbagai daerah dan kabilah untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam,
mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan setelah itu, Nabi menderita
sakit demam. Tenaganya dengan cepat berkurang. Pada hari senin tanggal 12
Rabi’ul Awal 11 H/ 8 Juni 632 M., Nabi Muhammad SAW wafat di rumah istrinya
Aisyah.
D. Kesimpulan
Dari perjalanan sejarah nabi ini,
dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW, di samping sebagai pemimpin agama,
juga seorang negarawan, pemimpin politik dan administrasi yang cakap. Hanya
dalam waktu sebelas tahun menjadi pemimpin politik, beliau berhasil menundukan
seluruh Jazirah Arab ke dalam kekuasaannya.
Kita dapat
membagi masa dakwah Muhammad SAW menjadi dua periode, yang satu berbeda secara
total dengan yang lainnya, yaitu:
1.
Periode
Mekah, berjalan kira-kira tiga belas tahun.
2.
Periode
Madinah, berjalan selama sepuluh tahun penuh.
Setiap periode memiliki tahapan-tahapan tersendiri, dengan
kekhususannya masing-masing. Periode mekah dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
1.
Tahapan
dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang berjalan selama tiga tahun.
2.
Tahapan
dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekah, yang dimulai sejak
tahun keempat dari kenabian hingga akhir tahun kesepuluh.
3.
Tahapan
dakwah di luar Mekah, yang dimulai dari tahun kesepuluh dari kenabian hingga
hijrah ke Madinah.
Sedangkan periode Madinah dapat dibagi menjadi tiga tahapan
fase:
1.
Fase
yang banyak diwarnai cobaan dan perselisihan, banyak rintangan yang muncul dari
dalam, sementara musuh dari luar menyerang Madinah untuk menyingkirkan para
pendatangnya. Fase ini berakhir dengan dikukuhkannya perjanjian Hudaibiyah.
2.
Fase
perdamaian dengan para pemimpin paganisme, yang berakhir dengan Futuh Makah
pada bulan Ramadhan tahun kedelapan dari Hijriyah. Ini juga merupakan fase
berdakwah kepada para raja agar masuk Islam.
3.
Fase
masuknya manusia ke dalam Islam secara berbondong-bondong, yaitu masa
kedatangan para utusan dari berbagai kabilah dan kaum ke Madinah. Masa ini
membentang hingga wafatnya Rasulullah SAW.
0 Komentar