Wikipedia

Hasil penelusuran

Ads by adsterra

Cari Blog Ini

Social ads

Translate

Google Tag Manager

AdSense

Pages

AdSense

BAB III PEMBAHASAN - Makalah Bimbingan Instruktur Klinik


BAB III

PEMBAHASAN BIMBINGAN KLINIK PERGAULAN BEBAS

A.   Definisi Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja

       Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). 

Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermsayarakat. Jadi, secara medis pergaulan bebas adalah teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini. Namun, dalam masyarakat pergaulan bebas memiliki arti yang berbeda. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain tetapi terlepas dari norma yang mengatur tentang pergaulan. Pergaulan bebas tidak mengenal batas-batas pergaulan. Para remaja dengan bebas saling bercengkrama, bercampur baur antara lawan jenis, akibatnya mudah di telusuri berkembanglah budaya pacaran.

(http://lianlubis.wordpress.com/2010/03/18/%E2%80%9Cdampak-pergaulan-bebas-terhadap-remaja/)


      Pergaulan bebas adalah tidak ada batasannya hubungan pertemanan antara laki-laki dan perempuan dalam segala hal perilaku. Hal ini terutama menyangkut persoalan seks yang rawan dengan jenis obat-obat terlarang ( narkoba ) dan biasanya sampai mengarah kepada tindak kriminal yaitu tawuran antar pelajar baik kampung maupun tingkat sekolah. (winaris,imam wahyu. 100 tanya jawab kesehatan untuk remaja )

B. Faktor – Faktor yang menyebabkan remaja terjerumus dalam pergaulan bebas:

1.    Arus globalisasi

       Seiring dengan semakin cepatnya arus globalisasi, banyak budaya Barat yang tidak sesuai dengan budaya Timur (Indonesia) masuk ke Indonesia. Budaya Timur yang awalnya pacaran pada usia remaja dianggap tabu oleh masyarakat, tetapi semakin akibat kuatnya pengaruh arus globalisasi tersebut menyebabkan pacaran sebagai hal biasa.

2.    Pengaruh teman atau kelompok sepermainan

       Sudah tidak dapat kita ungkiri bahwa sekarang ini teman ialah tempat menampung segala keluh kesah kita. Namun, apabila kita salah mencari teman, mereka akan menghibur kita, mereka akan mengajak kita mencari solusi semua masalah kita dengan mengajak kita clubbing, merokok, apalagi mencari menggunakan ganja.

3.    Pengaruh media massa

       Sekarang, untuk mendapatkan suatu video, gambar dan cerita-cerita tentang seks dan pornografi lainnya sangat mudah, tinggal cari di internet dengan mengunjungi situs-situs yang meyediakan layanan dewasa tersebut selain itu juga film-film dewasa tersebut juga sudah dijual oleh para pedagang kaset dan video. Begitu mudahnya akses untuk mendapatkan hal-hal yang berbau pornografi sekarang ini menyebabkan semakin meningkatnya angka perilaku seks bebas di kalangan remaja.

4.    Iman yang lemah dan Pemahaman religi/ agama yang kurang

       iman sangat mudah untuk digoyahkan untuk berbuat yang tidak baik dan tidak lagi dapat memahami akibat dari pergaulan bebas, baik berakibat didunia maupun diakhirat pada akhirnya.

5.    Pandangan orangtua yang menganggap tabu mengenai seks education

       Anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham dengan sex education, sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adalah hal yang tabu. Orang tua juga melakukan kesalahan, dengan tidak memberikan pendidikan yang memadai di rumah, dan membiarkan anak-anak mereka. Sehingga dari ketidak fahaman tersebut para remaja merasa tidak bertanggung jawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya.

6.    Sikap mental yang tidak sehat

       Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang sebenarnya merupakan pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal dampak negatif, contohynya dengan adanya pergaulan bebas.

7.    Pelampiasan rasa kecewa

       Yaitu ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaan terhadap orang tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus (baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.

8.    Pengaruh lingkungan

       Jika seorang remaja hidup dalam lingkungan yang baik, dimana pergaulan anak muda masih menekankan terhadap etika dan religius  tentu pergaulan bebas tidak akan pernah terjadi. Namun apabila seorang remaja berada dalam lingkungan yang bebas, dimana pergaulan perempuan dan laki-laki tidak dipandang sebagai hal yang tabu,maka bukan hal yang mustahil pergaulan bebas akan terjadi.

9.    Kemlaratan

       Kemiskinan, pengangguran, keluarga besar, serta menderita sakit merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan tingkah laku. Anak-anak yang hidup dari keluarga dengan kondisi tersebut mempunyai resiko mengalami gangguan tingkah laku 2-4 kali lebih besar.

10.   Karakteristik keluarga

       keluarga yang besar dengan jumlah anak banyak dan anak laki-laki mempunyai resiko tinggi terjadinya kenakalan dan perilaku anti sosial.

( Prof. Dr. Soetjiningsih, SpA(K),IBCLC. 2004. Tumbuh kembang remaja dan permasalahnnya. Jakarta : Sagung seto )


C.   Dampak Pergaulan Bebas

       Sebagai remaja yang baik, tentu kita tidak ingin hal itu terjadi,Oleh karena itu, berilah jarak antara kita dengan pergaulan bebas yang merajalela. Karena, dampak dari pergaulan bebas tersebut hampir kebanyakan merupakan dampak negatif, salah satunya kita bisa terjangkit virus HIV/AIDS (Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome). Dan masih banyak lagi dampak-dampak negatif lainnya.

1.    Kenakalan Remaja

       Kenakalan remaja ialah perilaku menyimpang dari atau melanggar hukum. Kenakalan remaja dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :

a.     Kenakalan remaja yang menimbulkan korban fisik pada orang lain : perkelahian, tawuran pelajar, perkosaan, perampokan, dan lain-lain.

b.    Kenakalan yang menimbulkan korban materi : perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.

c.     Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain : pelacuran, penyalahgunaan obat, dan lain-lain.

d.    Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar yang membolos, mengingkari status orang tua dengan minggat dari rumah atau membantah mereka.

2.    Penyalahgunaan Narkoba dan Alkoholisme

Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian. Tetapi karena berbagai alasan mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya, lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dan lain-lain. Maka narkoba kemudian disalahgunakan.

Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Narkotika merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997).


Jenis Narkotika adalah :

a.    Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.

b.    Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.

c.    Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.(Undang-Undang No. 5/1997).

Zat yang termasuk psikotropika antara lain:

·           Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb. Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat.

·           Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.

Jenis narkoba menurut efeknya dibedakan menjadi tiga:

a.     Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.

b.    Stimulan, yaitu merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi.

c.     Halusinogen Efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada juga yang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.

Dampak penyalahgunaan Narkoba

       Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai.

       Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.

a.    Dampak Fisik:

·           Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.

·           Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah.

·           Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim.

·           Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.

·           Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.

·           Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan pada endokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual.

·           Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid).

·           Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya..

·           Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian.

b.    Dampak Psikis:

·           Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah

·           Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga

·           Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal

·           Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan

·           Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

c.   Dampak Sosial:

·           Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan

·           Merepotkan dan menjadi beban keluarga

·           Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dan lain-lain.

3.    Seks bebas

       Seks bebas ialah tindakan seksual yang dilakukan sebelum pada waktunya (menikah). Seks bebas ini biasanya dilakukan oleh remaja terutama yang berpacaran. Namun, rasa cinta dan sayang yang mereka lakukan disalah artikan dengan melakukan hubungan seksual. Awalnya, remaja hanya bergandengan tangan, tetapi karena hormon yang merangsang dan berbagai faktor seperti pengaruh budaya barat, selanjutnya mereka mulai mencumbu satu sama lain, lama-kelamaan, laki-laki mengajak pacar perempuannya untuk melakukan hubungan yang senonoh itu. Beruntung apabila si perempuan tidak meladeni pacarnya itu.

Dampak Seks Bebas

Dari sisi kesehatan, perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan. Diantaranya, dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk aborsi, juga menjadi salah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak diinginkan. Keadaan ini juga bisa dijadikan bahan pertanyaan tentang kualitas anak tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki. Seks pranikah, juga bisa meningkatkan resiko kanker mulut rahim.

Jika hubungan seks tersebut dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat hingga lima kali lipat.

1.    Penyakit HIV/AIDS

Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja, salah satu penyebabnya akibat pergaulan bebas. Padahal kita ketahui sampai saat ini belum ada obat dari penyakit AIDS ini. Jika telah kena penyakit ini kita hanya menunggu waktu mati saja, karena kita sudah tidak dapat berbuat apa-apa. Semakin memprihatinkan penderita HIV/AIDS memberikan gambaran bahwa, cukup banyak permasalahan kesehatan reproduksi yang timbul diantara remaja. Oleh sebab itu mengembangkan model pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja melalui pendidik (konselor) sebaya menjadi sangat penting.

2.    Aborsi

       Aborsi memiliki risiko penderitaan yang berkepanjangan terhadap kesehatan maupun keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan aborsi ” tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang “. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan psikologis.

Dalam buku “Facts of Life” yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd; Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi adalah;

a.    Kematian mendadak karena pendarahan hebat.Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.

b.    Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.Rahim yang sobek (Uterine Perforation).

c.    Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya.

d.   Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita),Kanker indung telur (Ovarian Cancer).Kanker leher rahim (Cervical Cancer).Kanker hati (Liver Cancer).

e.    Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.

f.     Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi ( Ectopic Pregnancy).

g.    Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis) Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam ” Psychological Reactions Reported After Abortion ” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review. Oleh sebab itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam hal ini adanya perhatian khusus dari orang tua remaja tersebut untuk dapat memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dan memberikan kepada remaja tersebut penekanan yang cukup berarti dengan cara meyampaikan jika mau berhubungan seksual, mereka harus siap menanggung segala risikonya yakni hamil dan penyakit kelamin. Namun disadari, masyarakat (orangtua) masih memandang tabu untuk memberikan pendidikan, pengarahan sex kepada anak. Padahal hal ini akan berakibat remaja mencari informasi dari luar yang belum tentu kebenaran akan hal sex tersebut.

(http://lianlubis.wordpress.com/2010/03/18/%E2%80%9Cdampak-pergaulan-bebas-terhadap-remaja/)

D.  Penanggulangan Pergaulan Bebas

Pada saat ini sangat marak terjadi pergaulan bebas di kalangan remaja. Banyak sekali para remaja atau anak-anak muda yang terjerumus dalam pergaulan tidak sehat ini. Mereka tidak menyadari bahwa hal itu menyebabkan masa depan mereka terancam. Sekarang, sangat marak sekali diberitakan di televisi, radio ataupun media cetak yang mengabarkan tentang remaja yang berpesta sabu-sabu/narkoba. Kasus pengeroyokan dan tawuran di kalangan anak SMP dan SMA. Bahkan yang lebih marak lagi adalah kasus free seks (Seks Bebas) yang banyak dilakukan oleh remaja berumur 13 hingga 17 tahun ke atas.

Berikut cara penanggulangan pergaulan bebas :

a.    Peranan keluarga sangat penting untuk mengawasi tingkah laku anaknya. Agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. Menjaga hubungan dalam keluarga haruslah harmonis. Antara anak dan orang tua harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Terciptanya rasa saling mengasihi antara anggota keluarga. Saling berbagai cerita dan pengalaman. Diperlukan sikap yang jujur dan terbuka dalam segala hal apapun yang terjadi.

b.    Sebagai remaja didalam segi pergaulan sangatlah penting. Terutama untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Dalam bergaul itu kita tentu mengenal pengetahuan yang baik dan yang buruk. Dalam hal ini kita di tuntut untuk bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak benar. Tentunya kita harus menggunakan pikiran dan hati nurani yang bersih. Kita sangat membutuhkan tuntunan dan bimbingan Tuhan serta koordinasi orang tua. Sangatlah penting dalam hidup kita untuk menaggulangi pergaulan bebas di masa puber ini.

(http://lianlubis.wordpress.com/2010/03/18/%E2%80%9Cdampak-pergaulan-bebas-terhadap-remaja/)

c.   Pondasi keimanan yang kuat dan sehat. Apapun agama kita, menjadi pribadi dengan karakter iman yang kuat dan sehat akan membentengi kita dari pergaulan bebas. Memperkuat iman sangat penting, karena dengan norma agama membantu kita saat kita dalam kelalaian.

d.    Hindari menonton film berbau seks. Anda mungkin tidak sadar, beberapa cuplikan film akan tertanam di pikiran bawah sadar Anda saat melihat film tersebut. Adegan-adegan syur bisa muncul kapan saja. Bisa memancing hasrat saat bertemu pasangan, dan ada kecenderungan untuk meniru secara sadar maupun tidak.

e.    Isi kegiatan waktu senggang dengan berolah raga atau membaca buku2 yang bermutu.

f.     Jangan pulang kerumah melebihi jam 9 malam.

g.    Memberikan penyuluhan pada remaja mengenai dampak pergaulan bebas.

( http://lilis2012.wordpress.com/d-artikel/1-tips-praktis/b-pergaulan/ )

h.    Bila tidak ada acara-acara yang memang benar-benar perlu, maka usahakanlah untuk tidak keluar dari rumah.

i.     Bila belum cukup umur, usahakan agar menunda dulu hubungan berpacaran, sebab ada kemungkinan bila belum cukup usia, anda bisa saja terjebak dalam hubungan ini yang menggiring anda ke arah pergaulan bebas

(http://karodalnet.blogspot.com/2011/03/cara-menghindari-pergaulan-bebas.html)


BAB IV

PENUTUP


A.   KESIMPULAN
1.    Pergaulan bebas adalah proses bergaul dengan orang lain tetapi terlepas dari norma yang mengatur tentang pergaulan. Pergaulan bebas tidak mengenal batas-batas pergaulan.
2.    Faktor – Faktor Pergaulan Bebas Seorang anak dapat terjerumus ke dalam pergaulan bebas disebabkan oleh :
a)    Arus globalisasi
b)   Pengaruh teman atau kelompok sepermainan
c)    Pengaruh media massa
d)   Iman yang lemah dan Pemahaman religi/ agama yang kurang
e)    Orang tua masih menganggap bahwa membicarakan mengenai seks adahal hal yang tabu
3.    Dampak Pergaulan Bebas :
a)    Kenakalan Remaja
b)   Penyalahgunaan Narkoba dan Alkoholisme
c)    Seks bebas

B.   SARAN
a)    Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri.
b)    Menggalakan Pendidikan dan penyuluhan seksual pada remaja
c)    Melakukan penyuluhan kepada para remaja tentang bahaya pergaulan bebas.

DAFTAR PUSTAKA


http://karodalnet.blogspot.com/2011/03/cara-menghindari-pergaulan-bebas.html

http://lilis2012.wordpress.com/d-artikel/1-tips-praktis/b-pergaulan/

Prof. Dr. Soetjiningsih, SpA(K),IBCLC. 2004. Tumbuh kembang remaja dan permasalahnnya. Jakarta : Sagung seto

winaris,imam wahyu. 100 tanya jawab kesehatan untuk remaja

Posting Komentar

0 Komentar

by Adsterra

byAdsterra